IMTAQ JUM’AT PAGI – “Ketaatan pada Agama adalah sumber kebahagiaan”

22 Agustus 2024

Bersama : Ustadz Ramdani Fajar, S.Pd.I

( Guru Bahasa Arab MTs Negeri 1 Lotim)

Assalamualaikum

Semua manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak ingin hidup bahagia. Maka, sesuatu yang paling dicari, diburu dan dikejar oleh seluruh manusia adalah kebahagiaan. Pejabat ingin bahagia, rakyat biasa ingin bahagia, yang tinggal di kota ingin bahagia, yang tinggal di kampung ingin bahagia, laki-laki ingin bahagia, perempuan ingin bahagia. Semua ingin bahagia.

Tetapi manusia memiliki persepsi yang berbeda tentang sumber kebahagiaan. Manusia punya pandangan yang berbeda tentang letak kebahagiaan.

Ada yang menganggap sumber kebahagiaan ada pada pangkat dan jabatan yang tinggi. Sehingga pikiran, tenaga dan waktunya habis dia gunakan untuk meraih pangkat dan jabatan itu. Dalam bayangannya, setelah dia meraih pangkat dan jabatan itu dia akan bahagia.

Pertanyaannya adalah, apakah setelah mereka maraih pangkat dan jabatan itu otomatis mereka akan bahagia ? Jawabannya belum tentu. Kita bisa melihat bukti bahwa begitu banyak pejabat yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Itu artinya jabatan tidak mampu menghadirkan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Ada yang menganggap sumber kebahagiaan ada pada uang yang banyak. Sehingga waktu, tenaga dan pikirannya habis dia gunakan untuk mengumpulkan uang. Karena dalam benaknya, setelah memiliki banyak uang dia akan bahagia.

Pertanyaannya, apakah setelah dia memiliki banyak uang otomatis dia akan bahagia ? Jawabannya belum tentu.

Kita bisa menemukan banyak bukti bahwa banyak orang kaya yang hidupnya tidak bahagia, akhirnya mereka mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, karena mereka tidak mampu lagi menghadapi persoalan hidup yg dia hadapi.

Ada yang menganggap kebahagiaan ada pada popularitas, sehingga dia berusaha sekuat tenaga dan kemampuannya agar dia menjadi publik figur yg terkenal. Dalam pikirannya setelah dia terkenal, dia akan bahagia.

Pertanyaannya, apakah setelah dia terkenal dia akan bahagia ? Jawabannya tidak. Kita bisa menemukan bukti bahwa banyak artis yg hidupnya tidak karu-karuan. Dan banyak dari mereka yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Lantas dimana letak kebahagiaan yang sesungguhnya?

Mari kita tengok surah Ta-Haa ayat 124

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.””

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)

Dari ayat ini kita bisa mengambil pesan, bahwa sumber kebahagiaan ada pada ketaatan pada peringatan Allah, yaitu mengikuti Al Qur’an dan Sunnah. Sebaliknya ketidakbahagiaan (dalam ayat ini Allah gambarkan dengan kehidupan yang sempit) bersumber dari ketidakpatuhan pada peringatan Allah, yaitu Al Qur’an dan Sunnah.

Maka, jangan sampai kita keliru mempersepsi sumber kebahagiaan itu, yang akhirnya kita akan menempuh jalan yang salah dalam meraihnya.

Allah tidak melarang kita meraih pangkat dan jabatan, Allah tidak menghalangi kita memiliki kekayaan yang banyak, juga tidak menyalahkan kita yg memiliki kepopuleran di hadapan manusia. Tetapi, pesannya adalah raih itu semua dengan tetap taat pada agama. Jadilah pejabat yang taat agama. Jadilah orang kaya yang taat pada agama. Jadilah publik figur yang taat agama.

Mari kita memohon kepada Allah agar kita senantiasa mendapat bimbingan dan hidayah sehingga tetap bisa menjalani hidup dengan selurus-lurusnya. Amin

Wassalam